SINDROM ALKOHOL ( FETAL ALCOHOL SYNDROME)

SINDROM ALKOHOL ( FETAL ALCOHOL SYNDROME)

Etil alcohol adalah salah satu teratogen paling poten yang diketahui. Hampir 70 persen  orang Amerika meminum alcohol untuk pergaulan, pemakaiannya selama kehamilan bervariasi sesuai populasi. Ethen dkk, 2009 menerbitkan  data dari National Birth Defect Prevention Study bahwa 30 % wanita melaporkan konsumsi alcohol selama kehamilan. Angka ini sekitar tiga kali lipat lebih tinggi dari pada yang di jumpai dalam survey tahun 2002 oleh Centers for Disease Control and Prevention (2004).

Efek penyalahgunaan alcohol pada janin telah dikenal paling tidak sejak tahun 1800-an. Lemoine dkk (1968) mengategorisasikan cacat janin terkait alcohol yang spekrumnya sangat luas ini, dalam apa yang sekarang dikenal sebagai sindroma alcohol janian (( fetal alcohol syndrome).

Tabel 14-4 Sindroma Alkohol Janin dan Cacat Lahir Terkait-Alkohol
Kriteria Diagnostik Sindrom Alkohol  Janin- semua diperlukan

I.                   Gambaran wajah dismorfik

-fisura palpebra kecil

-Batas vermilion tipis

-Filtrum haluS

II.       Gangguan pertumbuhan pra dan atau pascanatal

III.Kelainan susunan saraf pusat

a)      Struktural : ukuran kepala kurang dari persentil ke 10, kelainan otak signifikan pada pencitraan

b)      Neurologis

c)      Fungsional : deficit intelektual atau kognitif global, deficit fungsional pada paling sedikit tiga ranah

Cacatan Lahir Terkait-ALkohol

I.                   Jantung : Cacat sekat atrium atau ventrikel, kelainan pembuluh besar, cacat jantung konotrunkus.

II.                Tulang ; sinostosil radioulnar, cacat segmentasi vertebra, kontraktur sendi, skoliosis.

III.             Ginjal : Ginjal hipiplastik, aplastik, displastik, ginjal tapal kuda, duplikasi ureter.

IV.             Mata : Strabismus, ptosis, kelainan veskular retina, hipoplasia saraf optic.

V.                Telinga : Gangguan pendengaran konduktif atau neurosensorik

VI.             minor : hipoplasia kuku , klinodaktili, pektus karinatus atau ekskavatus, komtodaktili, alur telapak tangan “stik hoki”, kelainan refraksi, telinga “rel kereta”

Dimodifikasi dari Bertrand dkk, 2005 dan hoyme dkk 2005

 

Institude of medicine (1996) memperkirakan bahwa pravelensi sindrom ini berkisar dari 0,6 sampai 3 per 1000 kelahiran dan prevalensi cacat lahir terkait alcohol serta gangguan neurobehaviour adalah 9 per 1000 kelahiran. Karena itu, alcohol adalah salah satu penyebab retradasi mental non genetic tersering penyebab utama cacar lahir yang dapat dicegah di Amerika Serikat.

 

Gambaran Klinis

            Sindroma alcohol janin memiliki criteria spesifik, yang dicantumkan di tabel 14-4 . Kriteria ini diperbarui oleh suatu gugus tugas nasional dari Centers For Disease Control an Prevention dan mencakup gambaran wajah dismorfik, gangguan pertumbuhan ra dannpasca natal, serta kelainan susunan saraf pusat yang mungkin structural, neurologis, atau fungsional (Bertrand, dkk. 2005). Penampilan wajah yang khas diperlihatkan. Individu yang terkena mungkin mengalami cacat lahir mayor dan minor terkait alcohol –lain. termasuk anomaly jantung dan ginjal, masalah ortopedik, dan kelainan mata dan telinga. Gangguan spectrum alcohol janin adalah suatu istilah umum yang mencakup keseluruhan ragam kerusakan alcohol prenatal yang mungkin tidak memenuhi criteria untuk sindrom alcohol janin dan diperkirakan terjadi hampir 1 dari 100 anak yang lahir di Amerika serikat (BURD, 2003: Guerri. 2009: Sampson,1997, dkk).

 

EFEK DOSIS

            Minum hingga mabuk (binge drinking) dilaporkan berkaitan dengan peningkatan resiko lahir mati (standberf-larsen dkk. 2009). Namun, jumlah minimal alcohol yang diperlukan untuk menghasilkan kelinan pada janin belum diketahui , (Henderson dkk, 2007). Kerentanann janin bervariasi akibat faktor genetic, gizi, lingkungan, adanya penyakit lain, usia ibu (Abel,1995).

Was dkk 2001 memantau pertumbuhan otak janin secara sonografis pada 167 wanita hamil. Mereka mendapatkan bahwa janin yang ibunya meminum rerata 8 ons alcohol perhari , 23 persen memperlihatkan ukurab korteks frontalis dibawah persentil ke 10 dibandingkan dengan hanya 4 persen pada janin yang tidak terpajan. Sayangnya sinroma alcohol janin tidak dapat dengan meyakinkan didiagosis secara prenatal, meskipun pada sebagian kasus adanya kelainan mayor atau hamabatan pertumbuhan mungkin menandakannya.

Standard

Leave a comment