ASKEB KOMUNITAS (SPM ALAT &TEMPAT pada Bayi dan Balita)

TUGAS KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

“Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita di Komunitas yang Berkaitan dengan Program Pemerintah”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun oleh :

  1. Nanik Hanifah             (P27824114002)
  2. Laras Lupitasari             (P27824114005)
  3. Nur Ita Budiarti             (P27824114008)
  4. Lutfiani Dian Pratiwi             (P27824114010)
  5. Ana Kholifah (P27824114013)
  6. Ananda Ayu Mauliantika             (P27824114026)
  7. Putri Hani Sa’adzah (P27824114031)

 

 

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D3 KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA

TAHUN 2016

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita di Komunitas yang Berkaitan dengan Program Pemerintah”Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat  kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.

 

 

Surabaya, 26 Sepember 2016

 

 

Penyusun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

i

DAFTAR ISI

 

 

Kata pengantar …………………………………………………………………………………………………………….i
Daftar isi ……………………………………………………………………………………………………………………ii
Bab I pendahuluan

  • Latar belakang ………………………………………………………………………………………………………1
  • Rumusan masalah ………………………………………………………………………………………………….2

Bab 2 Pembahasan

  • Standar Pelayanan Minimal Alat dan Tempat pada Bayi dan Balita……………………………..3
  1. Standar tempat pelayanan…………………………………………………………………………………..3
  2. Standar Tata Ruang…………………………………………………………………………………………..3
  3. Standar Peralatan………………………………………………………………………………………………4
    • Proses Pelayanan pada bayi dan balita menurut program pemerintah……………………………5
  4. Pelayanan Pada Bayi…………………………………………………………………………………………5
  5. Pelayanan Pada Balita……………………………………………………………………………………….8
  6. Jenis-jenis pelayanan pada Balita………………………………………………………………………..9

Bab 3 Kesimpulan dan Saran

  • Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………19
  • Saran ………………………………………………………………………………………………………………….20
    Daftar pustaka

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1).

POSYANDU Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana – Kesehatan di tingkat desa.

Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi.

 

1.2    Rumusan Masalah

  1. Apa definisi kebidanan komunitas ?
  2. Apa definisi posyandu ?
  3. Apa definisi DDTK dan fungsinya ?
  4. Apa yang dimaksud dengan imunisasi beserta macam-macamnya ?
  5. Apa saja masalah yang ada diposyandu ?
  6. Bagaimana penatalaksanaan untuk meningkatkan keaktifan dalam berposyandu ?

1.3  Tujuan

  1. Untuk mengetahui definisi kebidanan komunitas
  2. Untuk mengetahui definisi posyandu
  3. Untuk mengetahui definisi DDTK dan fungsinya
  4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan imunisasi beserta macam-macamnya
  5. Untuk mengetahui masalah yang ada diposyandu
  6. Untuk mengetahui penatalaksanaan untuk meningkatkan keaktifan dalam berposyandu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2

PEMBAHASAN

 

  • Standar Pelayanan Minimal Alat dan Tempat pada Bayi dan Balita
    • Standar tempat pelayanan
      • Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya.
      • Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

 

  • Standar Tata Ruang
    • Setiap ruang periksa mempunyai luas 2×3 meter
    • Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/ WC, masing-masing 1 buah.
    • Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.
    • Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan ruang laktasi.
  • STANDAR 15 : PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS

TUJUAN : Memberikan pelayanan pada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif

  • PERNYATAAN STANDAR
  1. Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau melalui kunjungan kerumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan mingu keenam setelah persalinan untukmembantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makan bergizi, asuhan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi, dan KB

HASIL

         Komplikasi pada masa nifas segera di deteksi dan dirujuk pada saat  yang tepat

         Mendukung dan menganjurkan pemberian ASI eksklusif

         Mendukung penggunaan cara tradisional yang berguna dan menganjurkan untuk menghindarikebiasaan  yang merugikan

         Menurunkan  kejadian infeksi pada ibu dan bayi

         Masyarakat semakin menyadari pentingnya keluarga berencana/ penjarangan kelahiran

         Meningkatnya imunisas ipada bayi

2.1.3.2 PRASYARAT

  1. System yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik di rumah, puskesmas, ataurumah sakit
  2. Bidan telah terlatih dan terampil dalam :
  • perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan bayi dengan cara yang benar
  • membantu ibu untuk memberikan ASI
  • mengetahui komplikasi yang dapat terjad ipada ibu dan bayi pada masa nifas
  • penyuluhan dan pelayanan KB/ penjarangan kelahiran
  1. bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerjasama dengan juri  imunisasi di puskesmas atau fasilitas kesehatan masyarakat
  2. tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpanan vaksin dan tempat pembuangan benda tajam yang memadai
  3. tersedianya tablet besi dan asamfolat
  4. terseida alat/ perlengkapan, misalnya untuk membersihkan  tangan, yaitu sabun, air bersih dan handuk bersih, sarung tanagn bersih/ DTT
  5. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, buku KIA
  6. Sistem rujukan untuk perawatan komplikasi kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahri  yang berjalaan dengan baik

PROSES

Bidan harus :

  1. Pada kunjungan rumah, sapalah ibu dan suami/ keuarganya dengan ramah
  2. Tanyakan pada ibu dan suami/ keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran tentang ibu atau bayinya
  3. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
  4. Pakai sarung tangan  DTT/ bersih bila melakukan kontak dengan darah atau cairan tubuh
  5. Periksa tanda-tanda vital  ibu( suhu tubuh, nadi, dan tekanan darah ). Periksa payudara ibu, amati bila putting retak, dan tanda-tanda atau gejala-gejala saluran ASI tersumbat atau infeksin  Periksa involusi uterus ( pengecilan uterus sektar 2 cm/ hari selama 8 hari pertama ). Periksa lochia, yang pada hari ketiga seharusnya mulai berkurang dan berwarna coklat, dan pada hari  ke- 8 – 10 menjadi sedikit dan berwarna merah muda. Jika ada kelainan segera rujuk ( lihat daftar tanda-tanda bahaya dan tanda-tandanya di akhir standar ini ). Jika dicurigai sepsis puerperalis gunakan ( standar 23 ). Untuk penanganan perdarahan pasca persalinan gunakan standar22 )
  6. Tanyakan apakah ibu meminum tablet sesuai ketentuan ( sampai 42 hari setelah melahirkan ), dan apakah persediaannya cukup
  7. Bila ibu menderita anemia semasa hamil atau mengalami perdarahan berat selama proses persalinan, periksa Hb pada hari Nasehati ibu supaya makan makanan bergizi dan berikan talet tambah darah
  8. Berikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, memakai pembalut yang bersih, makanan bergizi, istirahat cukup dan cara merawat bayi
  9. Cucilah tangan, lalu periksalah Periksalah tali pusat pada setiap kali kunjungan. ( paling sedikit sampai hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam ). Tali pusat harus tetap kering. Ibu perlu diberitahu bahayanya membubuhkan sesuatu pada tali pusat bayi, misalnya minyak atau bahan lain. Jika ada kemerahan pada tali pusat, perdarahan atau tercium bau busuk, bayi  segera dirujuk
  10. Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan pada ibu pemberian ASI, misalnya bayi tidak mau menyusu, waktu jaga, cara bayi menangis, berapa kali b.a.k, dan bentuk fesesnya
  11. Perhatikan warna kulit bayi, apakah ada icterus atau Ikterus pada hari ketiga postpartum adalah icterus fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan. Namun, bila icterus terjadi sesudah hari ketiga/ kapan saja, dan bayi malas untuk menyusu dan tampak mengantuk, maka bayi harussegera dirujuk ke rumah sakit
  12. Bicarakan pemberian ASI, dan bila mungkin perhatikan apakah  bayi menyusu denganbaik( amati apakah ada kesulitan atau masalah )
  13. Nasehati ibu tentang pentingnya pemberian ASI  eksklusif sediki  4 sampai 6 bulan. Bicarakanbahaya pemberian unsure tambahan( susu formula, air, atau makanan lain ) sebelum bayi berumur 4 bulan
  14. Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat Sebaiknya hal ini didiskusikan dengan kehadiran suaminya
  15. Catat dengan tepat semua yang ditemukan
  16. Jika ada hal-hal yang tidak normal, segeralah merujuk ibu dan/ atau bayi ke puskesmas/ rumahsakit
  17. Jika ibu atau bayi meninggal, penyebab kematian harus diketahui sesuai dengan standar kabupaten/ propinsi/nasional

 

 

 

  • Standar Peralatan
    • Peralatan Tidak Steril
No Jenis Alat Jumlah
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

 

Stetoskop

Timbangan bayi

Pengukur panjang bayi

Termometer

Oksigen dalam regulator

Penghisap lendir

Ambubag (bayi)

Lampu sorot

Penghitung Nadi

Sterilisator

Bak Instrumen dan tutup

Metlin (lila)

Sarung tangan

Celemek

Masker

Sarung kaki plastic (penolong)

Pengaman mata

Tempat kain kotor

Tempat sampah

Tempat plasenta

Gunting (biasa,perban)

Suction

Handuk

 

 

 

  • Peralatan steril

 

No Jenis Alat Jumlah
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Klem

½ Kocher

Korentang

Penghisap lendir

Handscon

Gunting tali pusat

Gunting benang

Benang dan jarum

Duk steril

Pinset (anatomis,ciruge)

Pengikat tali pusat

Kapas

Kain kasa

Plester

 

 

 

  • Proses Pelayanan pada bayi dan balita menurut program pemerintah
    • Pelayanan Pada Bayi
  • Pengertian Bayi

Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0 – 7 hari Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari. Masa pasca neonatal yaitu usia 29 hari – 1 tahun.Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-natal (setelah 27 hari).

 

  • Pengertian Pelayanan Pada Bayi

Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli.

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 12 bulan setelah bayi lahir.

 

  • Jadwal Kunjungan Bayi

Pelaksanaan kunjungan neonatus dan bayi baru lahir:

  1. Kunjungan I

Dilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan.

  1. Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering.
  2. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan keadaan kesehatannya.
  3. Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi selama 6 jam pertama.
  4. Memeriksa adanya cairan atau bau busuk pada tali pusat, menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.
  5. Pemberian ASI awal.

 

  1. Kunjungan II

Pada hari ke-3 setelah persalinan.

  1. Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi
  2. Menanyakan bagaimana bayi menyusui.
  3. Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)
  4. Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya busuk

 

  1. Kunjungan III

Pada minggu ke-2 setelah persalinan.

  1. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin
  2. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
  3. Bayi harus mendapatkan imunisasi BCG untuk mencegah tuberculosis, vaksin polio I secara oral, vaksin hepatitis B

 

  1. Kunjungan IV

Pada 6 minggu setelah kelahiran.

  1. Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat
  2. Melihat hubungan antara ibu dan bayi.
  3. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk penimbangan dan imunisasi

 

  1. Tujuan Kunjungan Bayi
  2. Untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar.
  3. Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan
  4. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang.

 

Tujuan Bidan Memberikan Kunjungan:

  1. Mengidentifikasi gejala penyakit.
  2. Menawarkan tindakan skrining metabolik.
  3. Memberikan KIE kepada orang tua.
  4. Mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK dll.
  5. Melakukan pemriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua.
  6. Membuat kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up serta harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergency yang memerluakan perawatan dari dokter spesialis anak

 

  • Pelayanan Pada Balita
    1. Pengertian Balita

Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).  Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.

 

  1. Pengertian pelayanan pada Balita

Pelayanan pada balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan sakit yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.

 

  1. Jadwal kunjungan pada balita
  • Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
  • pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
  • Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan
  • Permeriksaan dilakukan satu kali dalam satu tahun

 

 

  1. Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita
  • Pemeriksaan fisik anak dilakukan termasuk penimbangan berat badan
  • Penyuluhan atau nasihat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan perbaikan gizi serta hubungan psikososial antar anak, ibu, dan keluarga. Ibu diminte memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan, dan tidur serta perkembangan perilaku sosial anak
  • Penjelasan tentang keluarga berencana untuk mengatur jarak kehamilan

 

  1. Jenis-jenis pelayanan pada Balita
  • Buku KIA/KMS

Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali KMS (kartu menuju sehatr) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.Manfaat KMS adalah :

  1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI.
  2. Sebagai media edukasi bagi orang tua belita tentang kesehatan anak
  3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

 

  • Vitamin A 2 Kali Setahun

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh,jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain. Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh departemen kesehatansetiap 6 bulan yaitu bulan februari dan agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80% dari seluruh balita.

Kapsul vitamin A biru (100.000 IU) diberikan pada bayi berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun. Kapsul vitamin A merah (200.000) diberikan kepada balita kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering).halini dapat terjadi karena sarapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening (kornea mata).balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah bawah.

  • Pelayanan MTBS

MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpatu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditunjukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (puskesmas dan jaringan termasuk pustu, polindes, poskesdes, dll)

Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan kesehatan dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan, dan kecacatan pada bayi dan balita.

 

 

 

 

Kegitan MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu :

  1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksanan kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah terlatih)
  2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS)
  3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)
  4. Konseling pada keluarga balita tentang pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita, pemberian makanan bayi, mengatur makanan anak usia 1-5 tahun, pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan.

 

  • SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang)
    1. Pengertian

SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).

Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.

  1. Sasaran
  1. Sasaran langsung

Semua anak umur 0 sampai 6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas

  1. Sasaran tidak langsung
  • Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).
  • Tenaga pendidik, petugas lapangan KB, petugas sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak.
  • Petugas sector swasta dan profesi lainnya.

 

  1. Tujuan SDIDTK
  1. Tujuan Umum

Agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.1

  1. Tujuan Khusus
  • Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
  • Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
  • Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah dengan penyimpangan tumbuh kembang.
  • Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas.

 

  1. Jenis Skrining
  1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
  • Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
    1. Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
    2. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal DDTK. Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih, yaitu tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK.
  • Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).

Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pelaksana dan Alat yang Digunakan untuk Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan

Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang Digunakan
Keluarga masyarakat ·         Orang tua

·         Kader kesehatan

·         Petugas PAUD, BKB, TPA dan Guru TK

·         KMS

·         Timbangan dacin

Puskesmas ·         Dokter

·         Bidan

·         Ahli gizi

·         Petugas lain

·         Table BB/TB

·         Grafik LK

·         Timbangan

·         Alat ukur tinggi badan

·         Pita pengukur lingkar kepala

Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Pelaksanaan dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang Digunakan
Keluarga dan Masyarakat ·         Orang tua

·         Kader kesehatan, BKB, TPA

·         Petugas pusat PAUD terlatih

·         Guru TK terlatih

Buku KIA

 

 

·         KPSP

·         TDL

·         TDD

Puskesmas ·         Dokter

·         Bidan

·         Perawat

·         KPSP

·         TDL

·         TDD

Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK

Keterangan :

Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

TDL : Tes Daya Lihat

TDD : Tes Daya Dengar

BKB : Bina Keluarga Balita

TPA : Tempat Penitipan Anak

Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini

TK : Taman Kanak-kanak

  • Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

  • Tes Daya Dengar (TDD)

Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.

  • Tes Daya Lihat (TDL)

Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainaan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar.

 

  1. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional

Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/ pemeriksaan untuk menemukan gangguan secara dini adanya masalah emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.

  • Deteksi dini masalah mental emosional pada anak pra sekolah.

Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/ masalah mental emosional pada anak pra sekolah

  • Deteksi dini autis pada anak pra sekolah.

Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.

 

 

 

 

 

 

  1. Pengukuran pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan umur dan jenis skrining

 

  1. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang paling tepat untuk melakukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun.1,27

Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.

Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi. Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:

 

 

  1. Tingkat keluarga dan masyarakat

Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya dan kader) dianjurkan untuk membawa anak ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh kembang buku KIA

  1. Tingkat Puskesmas dan jaringannya

Pada rujukan dini, bidan dan perawat di posyandu, Polindes, Pustu termasuk Puskesmas keliling, melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan ke tim medis di Puskesmas.

  1. Tingkat Rumah Sakit Rujukan

Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat di tangani di Puskesmas maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostic. Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan sekunder diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata, THT, rehabilitasi medic, ahli terapi, ahli gizi dan psikolog.

 

  • Pelayanan posyandu

Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006) Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267) Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan, 2012)

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan untuk, dari, dan oleh masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi. Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:

  1. Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.
  2. Balita yang berat badanya di bawah garis merah.
  3. Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
  4. Balita yang mencret.
  5. Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
  6. Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.

Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :

  1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
  2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
  3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan
  4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan

Pelayanan kesehatan pada bayi tersebut meliputi :

  1. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, 2,3, 4, DPT/HB 1, 2, 3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun
  2. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDDTK)
  3. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)
  4. Konseling ASI ekskulusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA
  5. Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan
  6. Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.

Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual  berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat.

Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :

Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita dibawah garis merah dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.

Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung.

3.2 SARAN

Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari tentang pelayanan kesehatan pada bayi dan balita. Dan harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari penulis walaupun makalah ini kurang sempurna penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari

 

 

Standard

ANC FISIOLOGIS CONTOH KASUS HAMIL (TRIMESTER III )

Nama Pengkaji : Ananda Ayu Mauliantika

Tanggal : 16 September 2016

Jam : 20.00 wib

Tempat : BPM Ananda

PENGKAJIAN

I. DATA SUBJEKTIF

  1. Biodata
    Nama ibu : Ny. St
    Umur : 20 tahun
    Agama : Islam
    Suku : Jawa
    Pendidikan : SMA
    Pekerjaan : Tidak bekerja
    Penghasilan : –
    Alamat : Gubeng baru XX

    Nama Suami : Tn. Af
    Umur : 20 tahun
    Agama : Islam
    Suku : Jawa
    Pendidikan : SMA
    Pekerjaan : Swasta (buruh pabrik)
    Penghasilan : Rp : 1.500.000,-
    Alamat : Gubeng baru XX

  2. Keluhan Utama : Sering BAK ( 10 x sehari )
  3. Riwayat Menstruasi
    HPHT : 15 – 01 -2016
    HPL : 22 – 10 – 2016
  4. Riwayat Obstetri
    I .  HAMIL INI
  5. Riwayat Kehamilan Ini
    Trimester I :
    Keluhan :Mual
    Periksa Hamil 2 kali di bidan
    Mendapat Konseling tentang gizi dan istirahat cukup
    Trimester II :
    Keluhan : Tidak ada keluhan
    Periksa Hamil 4 kali di bidan
    Mendapat Konseling tentang tanda bahaya kehamilan dan p4k
    Trimester III :
    Keluhan :Sering BAK
    Periksa Hamil 3 kali di bidan
    Mendapat Konseling tentang tanda tanda persalinan dan p4k
  6. Riwayat kesehatan sekarang
    Tidak menderita penyakit menurun ( DM, asma , hipertensi ) , menahun ( jantung, ginjal ), menular ( penyakit kuning, Batuk lama hingga berdarah, flu 1 bulan tak sembuh2, sariawan 1 bulan tak sembuh2, BB turun 2kg dalam 2 minggu )
  7. Riwayat kesehatan Keluarga
    Tidak menderita penyakit menurun ( DM, asma , hipertensi ) , menahun ( jantung, ginjal ), menular ( penyakit kuning, Batuk lama hingga berdarah, flu 1 bulan tak sembuh2, sariawan 1 bulan tak sembuh2, BB turun 2kg dalam 2 minggu )
  8. Data Fungsional kesehatan
    * Nutrisi : makan 3 kali sehari (nasi 1 entong, lauk telor tempe sayur). Minum 8 gelas per hari
    *Eleminasi : Bab sekali per 2 hari, BAK 10 x perhari ( spontan)
    * Istirahat : 9 jam ( jam 21.00 – 05.00 & jam 12.30 -13.30 )
  9. Data psikososial
    ibu dan keluarga bahagia atas kehamilannya, dan penghasilan keluarga mencukupi kebutuhan .

II  DATA OBJEKTIF

  1. Pemeriksaan umum :
    KU : BAIK
    Kesadaran : compos mentis
    TTV : TD : 110/80
    Nadi : 82x/menit
    suhu : 36,6
    pernapasan : 20x permenit
  2. BB/TB : 60 KG/ 155CM    Lila : 25 cm
  3. Pemeriksaan FISIK
    Muka : Tidak pucat, tidak ada odem
    Mata : Konjungtiva merah muda, Sklera putih
    Leher : Tidak ada pemebesaran kelenjar tyroid, limfe, vena jugularis
    Payudara : Bersih, simetris, puting susu menonjol, Colostrum belum keluar, tidak teraba benjolan.
    Abdomen :
    Leopold 1 : Pertengahan pusat – px , Teraba bulat, lunak, tidak melenting
    Leopold 2 : Bagian kanan perut ibu teraba keras panjang seperti papan, bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin.
    Leopold 3 : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting. Belum masuk PAP
    Leopold 4 : belum di lakukan
    TFU MC.DONALD : 30 CM
    DJJ : 12 12 12
    Abdomen : tidak odem, tidak varises

III ANALISA DATA / DIAGNOSA

G1P00000 UK 34/35 minggu T/H/I letkep
Ku : ibu dan janin baik

IV. PENATALAKSANAAN

Tanggal : …..

Jam :…..

  1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan . Ibu paham kondisinya
  2. Mendiskusikan P4K. Ibu ingin melahirkan di bidan, ingin di tolong oleh bidan, didampingi oleh suami saat bersalin, calon pendonor darah adalah kakak ipar, dana untuk bersalin adalah tabungan, alat transpor adalah mobil paman.
  3. Melakukan konseling tentang tanda bahaya kehamilan. ibu paham dan dapat mengulangi kembali.
  4. Melakukan konseling tentang tanda tanda persalinan. ibu paham dan dapat mengulangi kembali.
  5. Memberikan multivitamin sbb :
    VIT C 1X1
    CALC 1X1
    FE 1X1
  6. Menyepakati kunjungan ulang 2 minggu lagi tanggal 30 -9 -2016 atau sewaktu waktu jika ada keluhan .
  7.  Mendokumentasikan hasil
Standard

Pemberian Vit A pada Bayi

Pemberian Vitamin A pada bayi dalam 1 tahun ada 2 kali, Yaitu pada bulan februari dan Agustus

Ada 2 macam vitamin A :

Merah ( 200.000 ) IU . Diberikan pada usia 12 – 59 bulan

Biru (100.000) IU . Diberikan pada usia 6 – 11 bulan

Biasanya pemberian tersebut di iringi dengan pemberian obat cacing.

 

 

Standard